Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mencatat pelemahan signifikan sebesar 2,86% ke level Rp4.080 per saham pada perdagangan Rabu, 4 Juni 2025. Penurunan ini terjadi di tengah tekanan jual dari investor asing dan sentimen negatif pasar.
Data perdagangan menunjukkan sebanyak 279,76 juta saham BBRI berpindah tangan dengan frekuensi 54.817 kali dan nilai transaksi mencapai Rp1,16 triliun. Saham BUMN sektor perbankan ini mengalami tekanan distribusi besar, di mana investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp415 miliar.
Kinerja Sepekan dan Sentimen Asing
Dalam sepekan terakhir, saham BBRI telah terkoreksi hingga 8,31%. Secara kumulatif, aksi jual asing mencapai Rp662 miliar, menambah tekanan pada pergerakan saham bank pelat merah ini.
Rekomendasi Analis: Overweight hingga Buy
Meski tertekan, sejumlah analis masih melihat prospek cerah untuk BBRI. Kiwoom Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi overweight dengan target harga 12 bulan ke depan di level Rp4.720 per saham. Valuasi tersebut didasarkan pada gabungan model Dividend Discount Model (DDM) serta perbandingan Price to Earnings (PE) dan Price to Book Value (PBV).
Target harga Kiwoom mencerminkan valuasi PE sebesar 11,02 kali dan PBV sebesar 2,13 kali. Sementara itu, harga saham saat ini mencerminkan PE di angka 11,69 kali dan PBV sebesar 2,13 kali. Adapun risiko utama yang perlu dicermati mencakup risiko kredit, likuiditas, operasional, serta kebijakan pemerintah, khususnya terkait suku bunga.
KB Valbury Revisi Model, Tetap Rekomendasikan Buy
KB Valbury Sekuritas juga tetap mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BBRI, meskipun merevisi model penilaiannya seiring dengan rilis kinerja kuartal I-2025 dan koreksi harga saham belakangan ini.
Penyesuaian dilakukan pada beberapa asumsi, seperti imbal hasil kredit (loan yield), biaya pendanaan (funding cost), risk-free rate, equity market risk premium, retention ratio, dan tingkat return on equity (RoE) yang telah dinormalisasi.
Valbury menetapkan target harga baru sebesar Rp4.470 menggunakan pendekatan Gordon Growth Model (GGM), yang mencerminkan valuasi P/B 2025 sebesar 2,1 kali. Saat ini, saham BBRI diperdagangkan pada valuasi P/B 2025 sebesar 1,8 kali—sedikit di atas standar deviasi negatif satu (SD -1) historis sebesar 1,7 kali.