Tiga Emiten MIND ID Siap Gelar RUPST, Pasar Antisipasi Dividen Jumbo

3 Min Read

Tiga emiten anggota holding BUMN pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID), yakni PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan PT Timah Tbk. (TINS), dijadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) secara serentak pada Kamis, 12 Juni 2025. Agenda utama yang menjadi sorotan pelaku pasar adalah potensi pembagian dividen tahun buku 2024.

RUPST ketiga emiten tersebut akan digelar di Hotel Borobudur, Jakarta. Menurut Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, historis pembagian dividen dari ketiga emiten cukup royal, sehingga ekspektasi investor terhadap pembagian dividen tahun ini cukup tinggi.

- Advertisement -

“Dalam jangka pendek, sentimen dividen ini berpotensi memberikan dorongan positif terhadap harga saham anggota holding MIND ID karena adanya akumulasi menjelang pengumuman dan ex-date dividen,” ujar Ekky, Rabu (11/6/2025).

Ia menambahkan, sentimen tersebut juga berpotensi mengangkat indeks saham IDX BUMN 20, terutama dalam 1-2 pekan sebelum pembagian dividen resmi diumumkan. Dari ketiga emiten, saham TINS dinilai paling menarik untuk dicermati investor. Selain prospek dividen, stabilisasi harga timah dan strategi hilirisasi turut memperkuat outlook kinerja jangka panjang perusahaan.

“Tren harga saham TINS juga mulai menunjukkan pola stabil. Jika sentimen positif dividen terus berlanjut, harga saham TINS berpotensi naik ke kisaran Rp1.400–Rp1.500 per saham,” tambahnya.

- Advertisement -

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham TINS saat ini diperdagangkan pada level Rp1.185 per saham. Harga tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 10,75% sejak awal tahun (year to date) dan menguat 16,18% dalam tiga bulan terakhir.

Pada tahun buku 2023, TINS memang tidak membagikan dividen karena mencatat rugi bersih. Namun, dengan membaiknya kinerja sepanjang 2024, peluang pembagian dividen kembali terbuka. Perusahaan mencetak laba bersih sebesar Rp1,19 triliun, berbalik dari kerugian sebesar Rp449,67 miliar pada tahun sebelumnya.

Kinerja positif ini ditopang oleh pendapatan yang naik 29,37% secara year-on-year menjadi Rp10,86 triliun. Beban pokok pendapatan hanya meningkat tipis 1,29% menjadi Rp8,03 triliun, menghasilkan laba kotor Rp2,83 triliun dan laba usaha Rp1,76 triliun. EBITDA TINS tercatat sebesar Rp2,71 triliun, melonjak 396% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi neraca keuangan, TINS membukukan total aset senilai Rp12,80 triliun, turun 0,42% secara tahunan. Namun, liabilitas turun signifikan 19,08% menjadi Rp5,35 triliun, sementara ekuitas meningkat 19,35% menjadi Rp7,45 triliun.

Dengan momentum kinerja yang membaik dan prospek sektor tambang yang cerah, pelaku pasar kini menanti hasil resmi RUPST, terutama terkait besaran dividen yang akan dikucurkan ketiga emiten tersebut.

Share This Article