Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menekan The Federal Reserve (The Fed) untuk segera menurunkan suku bunga acuan. Seruan ini disampaikan pada Jumat (2/5/2025), hanya beberapa saat setelah rilis data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan hasil lebih baik dari perkiraan untuk April 2025.
“Seperti yang saya katakan, dan kita baru dalam TAHAP TRANSISI, baru saja memulai!!!” tulis Trump melalui akun Truth Social miliknya, dikutip dari CNBC International. Dalam unggahan lainnya, ia menegaskan, “Konsumen telah menunggu selama bertahun-tahun untuk melihat harga turun. TIDAK ADA INFLASI, FED HARUS MENURUNKAN SUKU BUNGANYA!!!”
Pernyataan tersebut muncul sesaat setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan bahwa penggajian nonpertanian (nonfarm payrolls/NFP) meningkat sebesar 177.000 pekerjaan pada April 2025, melampaui proyeksi Dow Jones yang memperkirakan kenaikan hanya 133.000 pekerjaan. Meski demikian, angka tersebut masih lebih rendah dibanding capaian Maret 2025 yang mencapai 185.000 pekerjaan. Pasar saham berjangka pun langsung menguat menyusul laporan tersebut.
Tekanan Trump terhadap The Fed kembali memunculkan kekhawatiran atas upayanya mencampuri independensi bank sentral. Sebelumnya, Trump kerap melontarkan kritik terhadap Gubernur The Fed Jerome Powell, bahkan disebut mempertimbangkan opsi hukum untuk memecatnya. Namun, Powell menegaskan bahwa secara hukum dirinya tidak bisa diberhentikan hingga masa jabatannya berakhir pada Mei 2026.
Sentimen pasar terhadap ketegangan tersebut sempat memicu kepanikan global. Pada 21 April 2025, pasar saham dan dolar AS anjlok setelah kekhawatiran terhadap potensi intervensi politik terhadap The Fed mencuat.
Meski belakangan Trump mengurangi kritik terhadap Powell dan mengaku tidak akan memecatnya, retorika politisnya tetap menjadi sorotan. Dalam kampanye di Michigan pada Selasa (29/4/2025), Trump menyatakan, “Saya punya orang dari The Fed yang tidak benar-benar bekerja dengan baik,” tanpa menyebut nama Powell secara langsung.
“Saya ingin bersikap sangat baik dan hormat kepada The Fed. Anda tidak seharusnya mengkritik The Fed; Anda seharusnya membiarkannya menjalankan tugasnya, tetapi saya tahu lebih banyak daripada dia tentang suku bunga, percayalah,” tambahnya.
Komentar Trump ini juga berbanding terbalik dengan pernyataannya dua hari sebelumnya, saat ia menyalahkan mantan Presiden Joe Biden atas kontraksi ekonomi AS untuk pertama kalinya sejak 2022. Data produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2025 menunjukkan penurunan, dan Trump menuding, “Dia (Biden) meninggalkan kita dengan angka-angka yang buruk.” Ia pun mengisyaratkan akan kembali menyalahkan Biden jika ekonomi masih melemah di kuartal II mendatang.