Trump: Konflik Iran-Israel Tak Akan Terjadi Jika Tawaran Saya Diterima

3 Min Read

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengklaim bahwa konflik antara Iran dan Israel tidak akan pecah jika pemerintah Iran sebelumnya menerima tawaran diplomatik yang ia ajukan. Dalam pernyataannya, Trump kembali menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.

Trump juga mengecam situasi saat ini yang menurutnya hanya membuang waktu dan mengorbankan banyak nyawa. Melalui akun resmi @WhiteHouse yang dikutip Selasa (17/6/2025), ia bahkan menyarankan agar warga segera meninggalkan ibu kota Iran.

- Advertisement -

“Semua orang harus segera mengevakuasi diri dari Teheran!” tulis Trump dalam unggahannya.

Namun, peringatan itu menimbulkan tanda tanya besar. Pemerintah AS belum memberikan penjelasan resmi mengenai maksud pernyataan Trump. Meskipun demikian, muncul laporan dari berbagai sumber daring yang menyebutkan adanya peningkatan pergerakan pesawat militer AS ke kawasan Timur Tengah.

Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa Iran sebenarnya membuka opsi dialog untuk meredakan konflik. Pernyataan ini disampaikannya saat bertemu dengan Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, dalam KTT G7 yang digelar di Kananaskis, Alberta, Kanada.

“Mereka ingin berbicara, tapi seharusnya itu dilakukan sejak awal,” ujar Trump dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral tersebut.

Ia menambahkan bahwa konflik yang sedang berlangsung membawa penderitaan bagi kedua belah pihak, dan meyakini bahwa Iran tidak akan memenangkan perang tersebut.

- Advertisement -

Sementara itu, eskalasi di medan konflik terus meningkat. Menurut laporan pejabat Israel, pasukan mereka telah berhasil menguasai sebagian besar wilayah udara Iran dan menghancurkan sejumlah fasilitas penting yang terkait dengan program nuklir dan rudal Teheran sejak serangan besar diluncurkan pada Jumat lalu.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Iran kini menginginkan penghentian serangan. Namun, ia menuduh Teheran masih berupaya mengembangkan senjata pemusnah massal yang menjadi ancaman eksistensial bagi negaranya.

“Kalau bisa dicapai dengan cara lain, silakan. Tapi kami sudah memberi waktu 60 hari,” tegas Netanyahu, merujuk pada batas waktu yang diberikan Israel sebelum melancarkan operasi militernya.

Netanyahu menekankan bahwa Israel tetap berkomitmen untuk menghentikan ancaman berupa senjata nuklir dan rudal balistik Iran, sekalipun harus menggunakan kekuatan militer penuh.

Situasi ini memicu kekhawatiran global akan potensi perluasan konflik ke seluruh kawasan Timur Tengah.

Share This Article