Wall Street Ditutup Menguat Meski Trump Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium

2 Min Read

Bursa saham Amerika Serikat menguat pada penutupan perdagangan Senin (2/6/2025), meskipun pasar dibayangi ketegangan baru terkait kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump. Para investor tetap optimistis terhadap jalannya negosiasi dagang antara AS dan mitra-mitranya, meski Trump baru saja mengumumkan rencana penggandaan tarif impor baja dan aluminium.

Mengutip data Reuters pada Selasa (3/6/2025), indeks S&P 500 menguat 25,50 poin atau 0,43% menjadi 5.937,19. Indeks teknologi Nasdaq Composite melonjak 133,13 poin atau 0,70% ke posisi 19.246,90, sementara Dow Jones Industrial Average menambah 39,58 poin atau 0,09% dan berakhir di level 42.309,65.

- Advertisement -

Kenaikan indeks terjadi meskipun Trump berencana menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari 25% menjadi 50% mulai Rabu (4/6/2025). Langkah tersebut diumumkan hanya beberapa jam setelah Presiden AS menuduh China melanggar kesepakatan dalam perundingan dagang yang digelar di Jenewa.

Menanggapi tudingan itu, pemerintah China menyatakan bahwa klaim Trump tidak berdasar dan menegaskan akan mengambil langkah tegas untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

Sementara itu, pemerintahan Trump dilaporkan mendorong mitra dagang untuk mengajukan tawaran terbaik mereka dalam negosiasi sebelum tenggat waktu yang ditetapkan AS, yakni dalam lima minggu ke depan. “Pasar menilai ancaman tarif baru dan retorika keras terhadap China, Uni Eropa, dan sektor baja sebagai cara mendorong percepatan negosiasi menuju kesepakatan akhir,” ujar Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group.

- Advertisement -

Saham emiten baja AS menguat signifikan, dipimpin oleh Cleveland-Cliffs, diikuti oleh kenaikan saham Nucor dan Steel Dynamics. Namun, saham sektor otomotif seperti Ford dan General Motors justru melemah akibat kekhawatiran akan dampak negatif dari kenaikan tarif terhadap biaya produksi.

Kebijakan tarif baru ini berpotensi memperluas ketegangan dagang global, membebani sentimen pasar yang sebelumnya pulih berkat sikap Trump yang lebih lunak dalam kebijakan perdagangannya. Keringanan tarif sementara di China dan pencabutan ancaman tarif tinggi terhadap Uni Eropa, ditambah laporan laba perusahaan yang solid dan prospek ekonomi yang cerah, telah mendorong S&P 500 mencatat kinerja bulanan terbaiknya dalam 18 bulan terakhir pada Mei lalu.

Share This Article