Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Rabu (28/5) waktu setempat, seiring pelaku pasar mencerna risalah rapat Federal Reserve serta tekanan terhadap saham perusahaan teknologi menjelang akhir sesi perdagangan.
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 244,95 poin atau 0,58% ke level 42.098,70. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 32,99 poin atau 0,56% menjadi 5.888,55, dan Nasdaq Composite merosot 98,23 poin atau 0,51% ke posisi 19.100,94.
Menariknya, setelah penutupan pasar, saham Nvidia mencatat lonjakan sebesar 5%. Kenaikan ini terjadi usai raksasa chip tersebut merilis laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan kuartal melebihi proyeksi analis. Kendati demikian, perusahaan memperkirakan pendapatan pada kuartal kedua akan berada di bawah ekspektasi pasar. Pada sesi perdagangan reguler, saham Nvidia sempat turun 0,5%.
Beberapa saham lain di sektor teknologi turut menguat setelah jam perdagangan, di antaranya Broadcom yang naik 3,2% dan Advanced Micro Devices (AMD) yang menguat 1,5%.
Namun, tidak semua saham sektor chip bernasib baik. Cadence Design Systems dan Synopsys mengalami tekanan hebat setelah laporan Financial Times menyebutkan bahwa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump menginstruksikan perusahaan teknologi AS untuk menghentikan penjualan perangkat lunak desain chip ke perusahaan-perusahaan asal China. Saham Cadence pun ditutup melemah tajam hingga 10,7%.
Dari sisi kebijakan moneter, risalah rapat The Fed pada 6–7 Mei lalu mengungkapkan kekhawatiran para pejabat terkait potensi tantangan di masa mendatang, termasuk tekanan inflasi yang masih tinggi di tengah risiko meningkatnya angka pengangguran. Meski demikian, tidak ada perubahan signifikan dalam arah kebijakan.
“Dokumen tersebut tidak menyampaikan informasi baru,” ujar Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, New York.
“The Fed tampaknya masih bersikap hati-hati dan menunggu kejelasan lebih lanjut, terutama terkait arah kebijakan perdagangan.”
Satu hari sebelumnya, pasar AS sempat menguat signifikan setelah Trump membatalkan ancamannya untuk mengenakan tarif 50% terhadap produk impor dari Uni Eropa saat akhir pekan lalu.
Secara tahunan, indeks S&P 500 tercatat hanya naik tipis 0,1% sejak awal tahun. Namun, indeks tersebut masih belum pulih sepenuhnya dari level tertinggi yang tercapai pada 19 Februari lalu, setelah sempat anjlok hampir 19% akibat ketidakpastian kebijakan dagang di masa kepemimpinan Trump.
Sementara itu, dari sektor ritel, saham Dick’s Sporting Goods menguat 1,7% setelah perusahaan mencatatkan kinerja keuangan kuartal pertama yang melampaui ekspektasi para analis.