Wall Street Meroket Usai AS-China Sepakat Pangkas Tarif, Nasdaq Naik 4,35%

3 Min Read

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat signifikan pada perdagangan Senin (12/5/2025) seiring kabar positif dari kesepakatan dagang antara AS dan China. Kedua negara sepakat memangkas tarif impor secara sementara, memicu sentimen positif dan optimisme pelaku pasar bahwa tensi perang dagang bisa mereda.

Mengutip Reuters, Selasa (13/5/2025), indeks S&P 500 melesat 184,70 poin atau 3,26% dan ditutup di level 5.844,61. Sementara itu, Nasdaq Composite menguat tajam 780,06 poin atau 4,35% ke posisi 18.708,61. Indeks Dow Jones Industrial Average juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 1.166,43 poin atau 2,83% dan mengakhiri sesi di 42.415,81.

Penguatan ini menandai lonjakan harian terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq sejak 9 April lalu. Bahkan, S&P 500 berhasil menembus rata-rata pergerakan 200 harinya untuk pertama kalinya sejak akhir Maret 2025.

Kesepakatan dagang tersebut mencakup pemangkasan tarif oleh kedua negara selama masa tenggang 90 hari. Pemerintah AS mengumumkan akan menurunkan tarif atas barang impor asal China dari 145% menjadi 30%. Sebaliknya, China juga akan menurunkan tarif terhadap barang-barang asal AS dari 125% menjadi 10%.

Langkah ini disambut positif oleh investor yang mulai kembali mengincar aset berisiko, sekaligus meninggalkan posisi defensif. Meski demikian, pelaku pasar masih menanti kejelasan lebih lanjut terkait tarif jangka panjang.

Direktur Pelaksana Paleo Leon, John Praveen, menyebutkan bahwa reli pasar kali ini merupakan respons atas kekhawatiran yang telah berlangsung lama. “Kesepakatan ini menunjukkan bahwa kedua negara ingin menghindari skenario tarif terburuk,” ujarnya.

Menurut Praveen, pemangkasan tarif ke tingkat yang lebih masuk akal membuat dampak ekonominya lebih dapat dikelola. Sementara itu, Chris Brigati, Kepala Investasi di SWBC, menilai pasar akan menyambut baik setiap bentuk kemajuan. “Namun dalam jangka panjang, potensi komplikasi tetap harus diperhatikan,” tambahnya.

Sebelumnya, pasar saham AS sempat mencatatkan pelemahan tajam dan volatilitas tinggi sejak pengumuman tarif oleh Presiden Donald Trump pada 2 April lalu. Namun, beberapa sentimen positif seperti jeda tarif untuk negara selain China pada 9 April, laporan kinerja emiten yang kuat, serta perjanjian dagang terbatas antara AS dan Inggris, turut membantu memulihkan performa indeks utama, khususnya S&P 500 dan Nasdaq yang berbasis teknologi.

Share This Article