PT Trias Sentosa Tbk. (TRST), produsen kemasan fleksibel, mengambil langkah antisipatif terhadap kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Langkah ini diambil untuk menjaga kinerja ekspor dan arah investasi perusahaan sepanjang 2025.
Komisaris TRST, Sugeng Kurniawan, menyampaikan bahwa pihaknya tetap waspada meskipun saat ini perusahaan telah mengantongi pesanan hingga Juni 2025. Ia menjelaskan bahwa tarif impor AS terhadap produk TRST yang sebelumnya hanya 4,2% sebelum Februari 2025, kini melonjak menjadi 14,2%.
“Syukurlah tarifnya tidak sampai 32%. Tapi kalau sampai dinaikkan ke level tersebut, pelanggan kami di AS bisa mempertimbangkan untuk mencari alternatif dari negara lain,” ujar Sugeng usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Surabaya, Kamis (12/6/2025).
Ia menambahkan bahwa jika tarif benar-benar mencapai 32%, hal itu akan berdampak besar terhadap profitabilitas ekspor ke AS, yang saat ini menyumbang sekitar 8–10% dari total pendapatan TRST. Oleh karena itu, perusahaan berencana memperkuat pasar ekspor lain, khususnya Jepang yang kontribusinya saat ini sekitar 6% dan masih dinilai sangat potensial.
“Pasar Jepang masih kuat dan dari sisi margin, ekspor ke AS maupun Jepang tetap lebih menguntungkan dibanding penjualan domestik,” jelas Sugeng.
Menurutnya, laba dari pasar ekspor selama ini membantu menutup kerugian di pasar domestik. Namun, jika tekanan tarif AS semakin tinggi hingga menekan laba, perusahaan akan mulai mengkaji ulang strategi ekspor dan margin keuntungan. “Tidak mungkin kami terus diperas seperti itu,” imbuhnya.
Dalam menghadapi tantangan global ini, TRST memilih untuk lebih selektif dalam melakukan ekspansi investasi. Fokus perusahaan saat ini adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Pada kuartal I/2025, TRST mencatatkan pertumbuhan laba bruto sebesar 20%, sementara ekspor tumbuh 10% year-on-year dan diperkirakan akan terus positif hingga akhir tahun.
Sugeng juga menambahkan bahwa TRST tengah menjajaki potensi peningkatan volume ekspor ke negara-negara mitra lama, sekaligus membuka pasar baru. Salah satunya adalah Kazakhstan, di mana perusahaan mulai mengekspor produk cigarette OPP.
Adapun kontribusi pendapatan TRST saat ini terdiri dari 60% pasar domestik dan 40% ekspor, namun sebagian besar laba justru berasal dari pasar ekspor. “Untuk pasar domestik, kalau bisa bertahan atau tumbuh satu digit saja sudah bagus,” tutup Sugeng.